DEMO BERAWAL DARI MIMPI
Pada suatu sore,ketika abu nawas sedang mengajar murid~muridnya.
Dia di datangi oleh dua orang tamu.Yang satu adalah seorang nenek penjual halwa,dan satunya lagi seorang pemuda berkebangsaan mesir.
Ketiganya terlihan membicarakan sesuatu,seperti ada suatu hal yang di sampaikan oleh kedua tamu itu.
Selepas kedua tamu itu pulang,abu nawas kembali menemui murid-muridnya.
"Pulanglah kalian semua..dan ajaklah saudara,kerabat,dan teman-teman kalian untung datang menemuiku nanti malam".
"Bawa juga bersama kalian cangkul,gancu,martil,dan batu.Sudah,sekarang pulanglah".
Selesai mendengar pesan gurunya,murid-murid abu nawaspun pulang.
Dan pada malam harinya mereka kembali menemui abu nawas dengan mengajak saudara,sanak kerabat,teman dan membawa alat-alat seperti yang di pesankan oleh abu nawas.
"Sekarang..pergilah kalian semua kerumah tuan kadi yang baru saja di lantik.
Hancurkan rumahnya sampai roboh dan rata dengan tanah".perintah abu nawas.
"Hah? Menghancurkan rumah tuan kadi?".para murid berkata dengan heran.
Mereka saling bertanya satu sama lain karna perintah abu nawas yang tak masuk akal.
"Sudah..kalian tak usah ragu.
Jika ada yang bertanya siapa yang menyuruh kalian,jawab saja bahwa aku yang menyuruh.
Jika ada yang berusaha menghalangi,jangan di hiraukan.
Jika mereka memukul atau melempari kalian dengan batu,balas saja seperti yang mereka lakukan".kata abu nawas meyakinkan murid-muridnya.
Mendengar perkataan abu nawas itu,murid-murid itupun langsung berangkat ke rumah tuan kadi.
Mereka yakin,pasti guru mereka punya alasan yang kuat melakukan hal itu.
Sepanjang perjalanan,murid-murid abu nawaspun berteriak-teriak untuk merobohkan rumah tuan kadi.
Jumlah mereka yang banyak seperti orang yang lagi demo.
Yah..bisa di bilang mendemo tuan kadi..hehehe
Sesampainya di rumah tuan kadi,mereka tanpa basa basi langsung menggempur rumah itu.
Tentu saja tingkah laku mereka membuat orang-orang kampung heran.
Tapi mereka tak bisa mencegah karena jumlah murid abu nawas terlalu banyak.
Melihat rumahnya di hancurkan dan tanpa ada orang yang berani mencegah,tuan kadi hanya bisa marah-marah.
"Apa yang kalian lakukan?siapa yang menyuruh kalian?".Tanya tuan kadi pada mereka.
"Guru kami,tuan abu nawas yang memerintahkan".jawab salah seorang dari mereka.
Tapi bukanya berhenti,mereka malah meneruskan pengrusakan itu.
Hingga ahirnya rumah itupun roboh dan rata dengan tanah.
"Dasar abu nawas provokator..!! Awas..besok akan aku adukan pada baginda raja,biar dia di hukum dengan berat".kata tuan kadi dengan geramnya.
Pagi harinya,tuan kadipun menghadap kepada raja dan mengadukan apa yang di perbuat abu nawas pada rumahnya.
Terang saja abu nawas di panggil oleh raja untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya.
"Wahai abu nawas..benarkah semalam kau mengutus murid-murid mu untuk menghancurkan rumah si kadi?".tanya sang raja membuka percakapan.
"Benar paduka raja.. memang hamba yang menyuruh mereka".jawab abu nawas enteng.
"Atas dasar apa kau melakukan pengrusakan hai abu nawas?
Bukankah kau tau..? Pengrusakan tanpa izin akan di kenai sangsi berupa denda dan hukuman yang berat..?".ujar baginda raja geram.
"Ampun paduka raja..tapi hamba melakukanya karena di minta oleh tuan kadi".abu nawas menjawab dengan santai.
"Hah? Di minta oleh si kadi?
Benarkah itu hai kadi?".
"Dia bohong yang mulia..Tukang tipu..!! Hamba tidak pernah memintanya menghancurkan rumah hamba".jawab tuan kadi dengan amarah yang berapi-api.
"Kau dengar sendiri abu nawas? Katanya dia tidak pernah meminta mu.
Penjelasan apa lagi yang akan kau ajukan...?".
"Ampun tuanku..ceritanya begini..
Kemarin malam hamba bermimpi.Dan dalam mimpi itu hamba di minta oleh tuan kadi untuk menghancurkan rumahnya.
Karena menurutnya,rumahnya masih kurang bagus dan kurang besar.
Jadi hamba melakukan permintaan tuan kadi seperti dalam mimpi hamba...".jawab abu nawas menjelaskan.
"Aku tak faham dengan maksud mu abu nawas.
Memang hukum dari negeri mana yang kau pakai? Hingga membolehkan mu melakukan sesuatu hanya berdasarkan mimpi".
"Ampun paduka raja..hamba hanya melakukan seperti hukum yang di tetapkan oleh tuan kadi yang baru ini".
Mendengar perkataan abu nawas,wajah tuan kadi menjadi pucat pasi dan tubuhnya gemetar karena takut.
"Aku masih belum faham dengan maksud mu abu nawas..".tanya raja semakin penasaran.
"Ceritanya begini paduka...Kemarin sore,ada seorang pemuda berkebangsaan mesir yang di antar oleh nenek penjual halwa mengadu kepada hamba.
Pemuda itu datang ke kota ini untuk berdagang dan membawa harta yang banyak sebagai modal.
Pada suatu malam,pemuda itu bermimpi menikah dengan anak gadi tuan kadi ini dengan mahar semua harta yang dia bawa.
Tuan kadipun mendengar tentang kabar tersebut dan menemui pemuda mesir itu untuk meminta semua hartanya sebagai mahar seperti dalam mimpinya.
Tentu saja pemuda itu menolak,karena itu hanya sebuah mimpi.
Tapi karena arogansi si tuan kadi,dia tetap merampas harta pemuda itu dengan paksa.
Hingga pemuda itu kini jadi gelandangan dan mengemis di kota ini".
Mendengar penjelasan abu nawas,tentu sang raja menjadi geram dengan perbuatan si kadi.
"Benarkah demikian hai kadi..?".
Tapi tuan kadi tak berani menjawab,hanya diam dan gemetar karena ketakutan.
"Hai abu nawas..apakah kamu punya saksi untuk memperkuat penjelasan mu ini..?".tanya paduka raja.
"Hamba akan memanggil pemuda mesir itu paduka.
Dia hamba suruh menunggu di luar gerbang.
Ahirnya pemuda itupun di datangkan.Dan dia menceritakan semua kejadian yang dia alami persis seperti yang di ceritakan oleh abu nawas.
Dia juga membawa seorang saksi,yakni seorang kakek di mana tempat dia kos dulu.
Dan ahirnya jabatan tuan kadi di copot dan semua hartanya di sita dan di serahkan pada pemuda mesir.
Setelah kejadian itu,pemuda mesir itupun datang menemui abu nawas pada suatu sore.
Dia berniat memberikan sesuatu kepada abu nawas sebagai imbalan.
"Jangan kau memberi ku suatu hal karena apa yang telah aku lakukan.Aku tak membutuhkanya.
Karena itu memang sudah kewajiban ku.
Lebih baik kau berikan pada mereka yang lebih membutuhkanya,karena mereka lebih berhak".
Mendengar kata-kata abu nawas itu,si pemuda mesir pun semakin kagum pada abu nawas.
Dan sepulangnya ke mesir,dia menceritakan tentang kehebatan dan kebijaksanaan abu nawas.
Hingga nama abu nawas semakin di kenal.. "^_^"
Dia di datangi oleh dua orang tamu.Yang satu adalah seorang nenek penjual halwa,dan satunya lagi seorang pemuda berkebangsaan mesir.
Ketiganya terlihan membicarakan sesuatu,seperti ada suatu hal yang di sampaikan oleh kedua tamu itu.
Selepas kedua tamu itu pulang,abu nawas kembali menemui murid-muridnya.
"Pulanglah kalian semua..dan ajaklah saudara,kerabat,dan teman-teman kalian untung datang menemuiku nanti malam".
"Bawa juga bersama kalian cangkul,gancu,martil,dan batu.Sudah,sekarang pulanglah".
Selesai mendengar pesan gurunya,murid-murid abu nawaspun pulang.
Dan pada malam harinya mereka kembali menemui abu nawas dengan mengajak saudara,sanak kerabat,teman dan membawa alat-alat seperti yang di pesankan oleh abu nawas.
"Sekarang..pergilah kalian semua kerumah tuan kadi yang baru saja di lantik.
Hancurkan rumahnya sampai roboh dan rata dengan tanah".perintah abu nawas.
"Hah? Menghancurkan rumah tuan kadi?".para murid berkata dengan heran.
Mereka saling bertanya satu sama lain karna perintah abu nawas yang tak masuk akal.
"Sudah..kalian tak usah ragu.
Jika ada yang bertanya siapa yang menyuruh kalian,jawab saja bahwa aku yang menyuruh.
Jika ada yang berusaha menghalangi,jangan di hiraukan.
Jika mereka memukul atau melempari kalian dengan batu,balas saja seperti yang mereka lakukan".kata abu nawas meyakinkan murid-muridnya.
Mendengar perkataan abu nawas itu,murid-murid itupun langsung berangkat ke rumah tuan kadi.
Mereka yakin,pasti guru mereka punya alasan yang kuat melakukan hal itu.
Sepanjang perjalanan,murid-murid abu nawaspun berteriak-teriak untuk merobohkan rumah tuan kadi.
Jumlah mereka yang banyak seperti orang yang lagi demo.
Yah..bisa di bilang mendemo tuan kadi..hehehe
Sesampainya di rumah tuan kadi,mereka tanpa basa basi langsung menggempur rumah itu.
Tentu saja tingkah laku mereka membuat orang-orang kampung heran.
Tapi mereka tak bisa mencegah karena jumlah murid abu nawas terlalu banyak.
Melihat rumahnya di hancurkan dan tanpa ada orang yang berani mencegah,tuan kadi hanya bisa marah-marah.
"Apa yang kalian lakukan?siapa yang menyuruh kalian?".Tanya tuan kadi pada mereka.
"Guru kami,tuan abu nawas yang memerintahkan".jawab salah seorang dari mereka.
Tapi bukanya berhenti,mereka malah meneruskan pengrusakan itu.
Hingga ahirnya rumah itupun roboh dan rata dengan tanah.
"Dasar abu nawas provokator..!! Awas..besok akan aku adukan pada baginda raja,biar dia di hukum dengan berat".kata tuan kadi dengan geramnya.
Pagi harinya,tuan kadipun menghadap kepada raja dan mengadukan apa yang di perbuat abu nawas pada rumahnya.
Terang saja abu nawas di panggil oleh raja untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya.
"Wahai abu nawas..benarkah semalam kau mengutus murid-murid mu untuk menghancurkan rumah si kadi?".tanya sang raja membuka percakapan.
"Benar paduka raja.. memang hamba yang menyuruh mereka".jawab abu nawas enteng.
"Atas dasar apa kau melakukan pengrusakan hai abu nawas?
Bukankah kau tau..? Pengrusakan tanpa izin akan di kenai sangsi berupa denda dan hukuman yang berat..?".ujar baginda raja geram.
"Ampun paduka raja..tapi hamba melakukanya karena di minta oleh tuan kadi".abu nawas menjawab dengan santai.
"Hah? Di minta oleh si kadi?
Benarkah itu hai kadi?".
"Dia bohong yang mulia..Tukang tipu..!! Hamba tidak pernah memintanya menghancurkan rumah hamba".jawab tuan kadi dengan amarah yang berapi-api.
"Kau dengar sendiri abu nawas? Katanya dia tidak pernah meminta mu.
Penjelasan apa lagi yang akan kau ajukan...?".
"Ampun tuanku..ceritanya begini..
Kemarin malam hamba bermimpi.Dan dalam mimpi itu hamba di minta oleh tuan kadi untuk menghancurkan rumahnya.
Karena menurutnya,rumahnya masih kurang bagus dan kurang besar.
Jadi hamba melakukan permintaan tuan kadi seperti dalam mimpi hamba...".jawab abu nawas menjelaskan.
"Aku tak faham dengan maksud mu abu nawas.
Memang hukum dari negeri mana yang kau pakai? Hingga membolehkan mu melakukan sesuatu hanya berdasarkan mimpi".
"Ampun paduka raja..hamba hanya melakukan seperti hukum yang di tetapkan oleh tuan kadi yang baru ini".
Mendengar perkataan abu nawas,wajah tuan kadi menjadi pucat pasi dan tubuhnya gemetar karena takut.
"Aku masih belum faham dengan maksud mu abu nawas..".tanya raja semakin penasaran.
"Ceritanya begini paduka...Kemarin sore,ada seorang pemuda berkebangsaan mesir yang di antar oleh nenek penjual halwa mengadu kepada hamba.
Pemuda itu datang ke kota ini untuk berdagang dan membawa harta yang banyak sebagai modal.
Pada suatu malam,pemuda itu bermimpi menikah dengan anak gadi tuan kadi ini dengan mahar semua harta yang dia bawa.
Tuan kadipun mendengar tentang kabar tersebut dan menemui pemuda mesir itu untuk meminta semua hartanya sebagai mahar seperti dalam mimpinya.
Tentu saja pemuda itu menolak,karena itu hanya sebuah mimpi.
Tapi karena arogansi si tuan kadi,dia tetap merampas harta pemuda itu dengan paksa.
Hingga pemuda itu kini jadi gelandangan dan mengemis di kota ini".
Mendengar penjelasan abu nawas,tentu sang raja menjadi geram dengan perbuatan si kadi.
"Benarkah demikian hai kadi..?".
Tapi tuan kadi tak berani menjawab,hanya diam dan gemetar karena ketakutan.
"Hai abu nawas..apakah kamu punya saksi untuk memperkuat penjelasan mu ini..?".tanya paduka raja.
"Hamba akan memanggil pemuda mesir itu paduka.
Dia hamba suruh menunggu di luar gerbang.
Ahirnya pemuda itupun di datangkan.Dan dia menceritakan semua kejadian yang dia alami persis seperti yang di ceritakan oleh abu nawas.
Dia juga membawa seorang saksi,yakni seorang kakek di mana tempat dia kos dulu.
Dan ahirnya jabatan tuan kadi di copot dan semua hartanya di sita dan di serahkan pada pemuda mesir.
Setelah kejadian itu,pemuda mesir itupun datang menemui abu nawas pada suatu sore.
Dia berniat memberikan sesuatu kepada abu nawas sebagai imbalan.
"Jangan kau memberi ku suatu hal karena apa yang telah aku lakukan.Aku tak membutuhkanya.
Karena itu memang sudah kewajiban ku.
Lebih baik kau berikan pada mereka yang lebih membutuhkanya,karena mereka lebih berhak".
Mendengar kata-kata abu nawas itu,si pemuda mesir pun semakin kagum pada abu nawas.
Dan sepulangnya ke mesir,dia menceritakan tentang kehebatan dan kebijaksanaan abu nawas.
Hingga nama abu nawas semakin di kenal.. "^_^"
Ditulis Oleh : Anonymous ~ Dongeng dan cerita anak
Anda sedang membaca artikel berjudul DEMO BERAWAL DARI MIMPI yang ditulis oleh Kumpulan Cerita Dan Dongeng Anak yang berisi tentang :
Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kumpulan Cerita Dan Dongeng Anak
0 comments:
Post a Comment