Petualangan sinbad di lembah ular

Beberapa bulan di bashrah.ia menjadi jenuh. Setelah bosan tinggal di rumah yang mewah, sinbad kembali berlayar untuk mengadakan petualangan dan perdagangan.
Kali ini cuaca bagus dan kapal menjelajah dari laut ke laut dan dari pulau ke pulau, serta dimanapun simbad mendarat ia selau bertemu dengan para pedagang, para pejabat tinggi,dan para pedagang dan pembeli, dan sinbad pun menjual, membeli, dan tukar menukar barang.
Petualangan sin bad di lembah ularSinbad melanjutkan perjalanan dengan cara begini hingga suatu ketika sampai di sebuah pulau indah yang di tumbuhi banyak pepohonan, dengan limpahan buah-buahan masak, bunga-bunga yang wangi, burung-burung yang berkicau, dan sungai-sungai yang sangat jernih, tapi tidak ada satupun penduduk yang tinggal di sana. Kapten kapal melabuhkan kapal nya di pulau itu, dan para pedagang dan penumpang penumpang lainnya mendarat di sana, untuk menghibur diri mereka dengan melihat pemandangan pohon-pohon dan burung-burung.
Sinbad mendarat bersama yang lain dan duduk di dekat sebuah mata air yang jernih diantara pepohonan. Sinbad membawa makanan, dan duduk disana sambil memakan buah buahan yang lezat.  Angin berhembus sepoi-sepoi terasa sejuk, sungguh menyenangkan. Maka sinbad pun tidur-tiduran dan beristirahat hingga tanpa terasa tiupan angin yang lembut dan keharuman bunga bunga mengantarkannya ke dalam tidur yang pulas.
Ketika sinbad terbangun,ia tidak menemukan satu orang pun di sana. Kapal telah berlayar dengan seluruh penumpangnya,tak satu pedagang atau awak kapal pun yang melihatnya.
Sinbad mencari ke kanan dan ke kiri, tapi tidak menemukan siapa siapa kecuali dirinya sendiri. Sinbad merasa amat sedih dan marah,dan kemarahannya rasanya akan meledak karena rasa cemas, sedih, dan lelah, sebab dia benar benar sendirian di pulau itu tanpa makanan dan minuman.
Sinbad menyesal telah meninggalkan kotanya yaitu kota Baghdad,untuk melakukan perjalanan laut ini. Akhirnya, sinbad bangkit dan mulai berjalan jalan di pulau itu, karena ia tidak bisa duduk diam di suatu tempat. Lalu dia memanjat sebatang pohon tinggi dan melihat ke kanan dan kekiri tapi tidak menyaksikan apapun kecuali pepohonan dan pasir yang ada di pantai.
Lalu dia mencoba mengamati dengan seksama dan melihat suatu benda putih yang besar. Sinbad turun dari pohon dan berjalan ke arah benda itu, hingga ia sampai ketempat itu dan mendapati bahwa bentuk benda itu adalah sebuah kubah putih yang sangat besar dengan ketinggian dan lingkar keliling yang luar biasa.
Sinbad mendekat dan berjalan mengelilinginya tapi tidak menemukan pintu, dan karena benda itu sangat licin, sinbad tidak dapat memanjatnya. Sinbad menandai tempat dimana dia berdiri dan berkeliling mengitari kubah tersebut untuk mengukur lingkar kelilingnya dan mendapati ukurannya ada lima puluh langkah.
Sinbad berdiri, sambil memikirkan cara untuk masuk, karena siang hari sudah hampir berlalu dan matahari sudah hampir terbenam. Tiba-tiba,matahari menghilang,dan suasana menjadi gelap. Maka sinbad mengira bahwa awan sedang menutupi matahari,tapi karena saat itu musim panas,sinbad merasa heran juga. Sinbad mengangkat kepalanya dan memperhatikan benda itu dan melihat bahwa itu seekor burung besar,dengan tubuh sangat besar dan kedua sayapnya terentang,sedang terbang di langit dan menutupi cahaya matahari yang menyinari pulau itu. Keheranan sinbad semakin bertambah,dan dia ingat sebuah cerita yang pernah di dengar dari para wisatawan dan pengelana bahwa di pulau-pulau tertentu ada seekor burung yang sangat besar,yang dinamakan Rukh,yang memberi makan anak-anaknya dengan seekor gajah,dan dia menjadi yakin bahwa kubah yang dilihat tadi adalah salah satu telur burung Rukh.
Sementara sinbad masih terpesona,burung itu hinggap di atas telur dan mengeraminya dengan sayapnya dan,sambil meluruskan kakinya ke belakang di atas tanah, ia pun tertidur.
Sinbad melepas ikatan sorbannya, memilinnya dengan tali dan,sambil melilit pinggangnya dengan sorbanya itu,mengikatkannya erat-erat ke kaki burung,sambil berkata pada dirinya sendiri,"Barangkali burung ini akan membawaku ke sebuah pulau dimana terdapat kota-kota dan manusia. Itu akan lebih baik daripada tinggal di pulau ini".
Sinbad melewatkan malam itu tanpa tidur,karena khawatir bahwa burung itu akan terbang bersamanya sementara dia tidak menyadarinya.
Ketika fajar menyinsing dan hari mulai terang, burung itu bangkit dari telurnya,menyuarakan teriakan keras,dan terbang dengan membawa sinbad ke langit. Burung itu terbang semakin lama semakin tinggi hingga sinbad mengira ia telah mencapai puncak langit. Lalu burung itu mulai turun secara perlahan,sampai akhirnya dia hinggap di atas tanah,beristirahat di tempat tinggi. Begitu mencapai tanah, sinbad bergegas melepaskan ikatan tubuhnya,sementara tubuhnya masih gemetar ketakutan,meskipun burung itu tidak menyadari kehadiranya dan tidak melihatnya.
Lalu burung itu berjalan menjauh. Tampak nya burung itu memungut sesuatu yang mengeliat dengan cakar nya dari tanah dan terbang tinggi ke langit. Ketika sindbad memperhatikannya dengan saksama,dia menyadari bahwa burung itu telah membawa seekor ular yang sangat besar, yang di bawa burung itu terbang ke laut.
Lalu sinbad berjalan mengitari tempat-tempat itu dan mendapati dirinya berada di sebuah puncak di atas hamparan lembah yang luas dan dalam sebuah kaki gunung yang besar dan tinggi, begitu tingginya sehingga tak seorangpun mampu melihat puncaknya atau mendaki nya, dan dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah dilakukannya,dengan berkata, "Mestinya aku masih tinggal di pulau itu,yang lebih baik daripada tempat terpencil ini, karena di sana paling tidak dia masih dapat memakan buah-buahan dan minum dari air sungai nya, sedangkan di tempat ini tidak ada pepohonan atau buah-buahan serta sungai."
lalu dia bangkit dan,dengan mengumpulkan kekuatanya,berjalan di lembah itu dan menyadari bahwa tanahnya terbuat dari intan dan berlian, tetapi lembah itu penuh dengan naga dan ular, yang besarnya sama dengan pohon palem,benar-benar sangat besar sehingga ia dapat menelan seekor gajah.
Ular-ular itu keluar pada malam hari dan bersembunyi pada siang hari,karena khawatir burung Rukh akan membawanya pergi dan memangsa nya. Sindbad berdiri di sana. Ketika hari semakin sore,dia berjalan di lembah itu dan mulai mencari tempat untuk bermalam. Karena takut akan ular-ular itu, dia lupa untuk makan dan minum, dan hanya memikirkan usaha untuk menyelamatkan nyawanya.
Tidak lama kemudian dia melihat sebuah gua di dekat situ. Gua itu mempunyai jalan masuk yang sempit, dan ketika masuk dia melihat sebuah batu besar terletak di pintu masuknya. Sindbad mendorong batu itu dan menutup jalan masuknya dari dalam. Tapi ketika dia memperhatikan di dalam, dia melihat seekor ular besar yang sedang mengerami telur-telurnya. Rambut sindbad berdiri saking terkejut,dan dia mengangkat kepala, menyerahkan diri pada takdir dan kehendak Illahi.
Sindbad melewatkan malam tanpa tidur, dan begitu fajar datang, dia memindahkan batu yang digunakan untuk menutup pintu masuk gua dan pergi keluar, seperti orang yang sedang mabuk, dengan kepala pusing akibat kelaparan yang amat sangat,kurang tidur,dn ketakutan.
Sindbad berjalan-jalan di lembah itu dalam keadaan begini, tiba-tiba ada seekor domba besar yang telah disemblih jatuh di hadapanya,tapi ketika dia melihat ke sekitar,dia tidak melihat siapa-siapa di sekitar tempat itu, dia merasa heran, dan dia ingat sebuah cerita dari para pedagang, wisatawan, dan pengelana bahwa pegunungan intan itu begitu berbahaya sehingga tak sorang pun dapat memasukinya, tapi para pedagang intan mempunyai sarana untuk sampai ke sana. Mereka mengambil seekor domba, lalu menyemblih, dan memotong-motong daginganya, dan melamparkanya dari puncak gunung ke lembah di bawahnya. Ketika daging itu jatuh, dalam keadaan masih segar, intan-intan itu akan melekat ke daging domba itu. Lalu mereka meninggalkanya di sana hingga tengah hari, ketika burung-burung elang dan burung hering  menukik dan menyambarnya dengan cakar-cakar mereka,dan terbang denganya ke puncak gunung. Selanjutnya para pedagang bergegas mendatangi mereka, berteriak-teriak pada mereka, dan menakut-nakuti mereka agar meninggalkan daging itu. Lalu para pedagang mendatangi daging itu,mengambil intan-intan yang melekat padanya, dan membawanya kembali ke negeri mereka. Tak seorang pun dapat memperoleh intan kecuali dengan cara ini.
Ketika sindbad melihat domba mati itu dan ingat pada cerita tersebut, dia mendekati bangkai itu dan mulai mengambil banyak sekali intan dan menyimpanya ke dalam saku-saku dan lipatan-lipatan bajunya, dan ikat pinggang, dan serta sorbanya.
Ketika dia sibuk melakukan hal itu, sebuah bangkai lain jatuh di hadapannya. Sindbad mengikatkan  dirinya padanya dengan sorban, berbaring telentang,menempatkanya di atas dadanya dan memegangnya erat-erat. Jadi bangkai itu di atas tanah. Tiba-tiba seekor elang menukik ke arahnya, menyambarnya dengan cakar-cakarnya,dan terbang tinggi ke udara denganya dan dengan sindbad yang bergantung padanya. Elang itu terus membumbung ke atas hingga ia mencapai puncak gunung dan,ketika hinggap di sana, dan hendak mencucuk daging itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dan suara bising kayu yang di pukul-pukul  dari belakang elang itu, si elang menjadi ketakutan dan terbang menjauh/
Sinbad melepasakna ikatan diri dari bangkai,dengan pakain ternoda oleh darah,da berdiri di sampingnya. Tiba-tiba orang yang berteriak pada elang tadi mendekati bangkai dan melihat sindbad berdiri di sana, tapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, sebab di sangat ketakutan melihat sindbad.
lalu dia mendekati bangkai, dan ketika dia membalikkannya dan tidak menemukan apa-apa padanya, dia menyuarakan teriakan keras dan berkata,"Sungguh mengecewakan! malang benar! Bagaimana ini bisa terjadi?"
Sindbad pergi mendatangi orang itu. Orang itu bertanya,"Siapakah engkau,dan apa yang membawamu ke tempat ini?"
Sindbad menjawab,"Jangan takut, karena aku seorang manusia baik-baik. Jangan khawatir,sebab kau akan menerima dariku sesuatu yang akan menyenangkanmu. Aku menyimpan sejumlah besar intan, yang semuanya lebih baik daripada yang pernah kau dapatkan, dan aku akan memberikan dalam jumlah yang banyak.
Ketika orang itu mendengar ini, dia berterima kasih pada sindbad dan mereka mulai bercakap-cakap. Para pedagang lain,yang masing-masing telah melemparkan seekor domba mati, mendengar sindbad bercakap-cakap dengan kawan mereka,mereka mendatangi sindbad.
Mereka memberi hormat pada sindbad dan mengajak sindbad bergabung bersama mereka. Sindbad ceritakan kepada mereka seluruh pengalamanya. Lalu sindbad berikan kepada pedagang,yang dombanya diikat pada tubuhnya, sebagian besar dari intan-intan itu, dan hal itu membuanya senang, dan dia berterimakasih pada sindbad, dan para pedagang itu berkata,"Demi tuhan, kau telah di beri kehidupan baru, sebab tak seorangpun datang ke tempat ini berhasil lolos dari jurang itu, tapi terpujilah Tuhan yang telah menyelamatkanmu."
Mereka melewatkan malam di tempat yang nyaman dan aman, dan sindbad bermalam bersama mereka, merasa sangat gembira karena berhasil lolos dari lembah ular dan tiba di tempat yang berpenghuni.
Ketika pagi tiba, mereka bangun dan berjalan di sepanjang punggung gunung yang tinggi itu, melihat banyak ular pada lembah di bawahnya, dan mereka terus berjalan hingga tiba di sebuah pulau yang besar dan menyenangkan dengan hutan pohon-pohon kamper, yang masing-masing dapat memberikan perlindungan pada seratus orang. Ketika seseorang ingin mendapatkan kamper, dia membuat sebuah lubang di bagian atas pohon dengan batang pelubang dan menangkap apa yang jatuh darinya. Kmaper cair yang merupakan getah pohon itu, mengalir dan selanjutnya mengeras, seperti permen karet. Setelah itu, pohon akan mengering dan menjadi kayu bakar.
Para pedagang bertukar barang dan persediaan dengan sindbad dan membayarnya untuk beberapa intan yang di bawa di saku-saku sindbad dari lembah ular
Sindbad membawa barang-barangnya, dan dia pergi bersama mereka, dari kota ke kota dan dari lembah ke lembah, berjual-beli dan menikmati pemandangan negeri-negeri asing dan apa yang telah di ciptakn Tuhan hingga sindbad sampai di Bashrah, di mana dia tinggal selama beberapa hari, lalu menuju baghdad.
Ketika dia sampai di kampungnya dan memasuki rumahnya,dengan sejumlah besar intan dan banyak sekali barang dan perbekalan, dia bertemu dengan keluargganya dan saudara-saudara yang lain dan memberi sedekah dan membagikan hadiah-hadih kepada seluruh kerabat dan teman. 

Cerita anak : Akibat Kesombongan Rajawali

Di kisah kan,pada suatu hari terlihat seekor burung rajawali yang sangat gagah. Burung rajawali itu tinggal di sebuah gunung yang tinggi. Dia adalah raja dari segala burung di gunung itu. Suatu hari seorang pemburu mencoba untuk menangkap si rajawali,dengan cara memanahnya. Tetapi upaya  pemburu itu selalu gagal,karena panah si pemburu pada saat itu hanyalah bilah kayu runcing,yang apabila di tembakkan pasti akan meleset jauh dari sasaran.
dongeng anak : akibat kesombongan rajawaliMelihat upaya sang pemburu yang selalu gagal,si rajawali tertawa terpingkal-pingkal,sambil mengejek sang pemburu. Rajawali juga sengaja melepaskan satu helai bulunya agar sang pemburu semakin marah dan panas. Bulu yang dijatuhkan rajawali itu,jatuh tepat di hadapan sang pemburu,pemburu pun mengambil bulu itu dan membawanya pulang.
Besoknya pemburu itu datang lagi. Kali ini sang pemburu meletakkan bulu rajawali,yang dia dapatkan kemarin di belakang anak panah, maksud si pemburu menaruh bulu itu di anak panahnya,tidak lain hanyalah sekedar sebagai hiasan saja. Tetapi ternyata dampak yang di timbulkan sangat luar biasa. Panah itu tidak lagi goyang karena angin. Panah itu melesat lurus ke arah rajawali. Dan Rajawali itu terpanah tepat di dadanya,yang akhirnya membuat rajawali itu mati.

Pelajaran berharga dari kisah ini:
Jangan pernah meremehkan sesuatu hal yang kecil sekalipun,karena siapa tau hal kecil yang selalu kita remehkan bisa berakibat celaka bagi kita.
Seperti yang di ceritakan dari kisah diatas Kesalahan yang dilakukan Rajawali itu adalah meremehkan sehelai bulu, dia menganggapnya main-main, ternyata bulu itulah yang menyebabkan kematiannya.

Pengorbanan anak kecil

Kisah ini terjadi di Palestina,pada waktu perang salib antara pasukan salib dan kaum muslimin. Pasukan salib yang berasal dari berbagai penjuru Eropa datang ke Palestina, memerangi kaum muslimin di sana.
Kisah pengorbanan anak kecil
Di Palestina ada sebuah keluarga miskin terdiri dari se orang ibu dan anaknya. Ibunya berkata pada anaknya,"Pasukan salib menguasai tanah air kita kita dan merampas semua kekayaan kita. Kita tidak memiliki apa-apa lagi kecuali se ekor kambing. Anakku,ibu minta kau mau merawatnya dengan baik. Karena itulah harta kita satu-satunya!"
Setelah mendengar perkataan ibunya, si anak langsung membawa kambing nya ke tempat penggembalaan yang subur. Dan membiarkan kambing itu memakan rumput-rumput hijau yang subur dan segar. Ketika kambing nya asyik makan, ia duduk di bawah rindang nya pohon sambil mengawasinya. Anak itu berkata pada dirinya sendiri, " Susu yang akan keluar dari kambing ini adalah satu satunya sumber makan bagiku dan ibuku. Sebagian susu ini akan aku jual ke pasar dan sebagainya lagi untuk di minum. Maka aku harus megembalakannya dengan sungguh sungguh!".
Ketika dia sedang asyik berfikir dan melamun, tiba-tiba ia mendengar suara derap kaki kuda. Ia melihat ke ke arah datangnya suara kaki kuda itu. Dan ternyata di kejauhan debu mengepul dan dia melihat ada rombongan pasukan datang. Segera ia lari ke arah kambing kesayangannya dan membawanya bersembunyi ke arah semak-semak belukar yang rimbun.  Anak itu,dari balik semak melihat pertempuran yang sangat sengit. Sekelompok pasukan salib mengejar-ngejar pasukan muslimin. Anak itu terus menunggu sampai pasukan itu menjauh. Lalu ia menuntun kambing nya menuju rumah untuk melihat keadaan ibunya.
Saat ia sudah dekat dengan rumahnya,ia melihat seorang tentara muslim sedang memapah tema nya yang sakit. Tentara itu meminta seteguk air untuk di minum ke pada si anak. Karena merasa iba si anak langsung masuk ke rumahnya,untuk mengambil air minum.Dan ternyata anak itu tidak menemukan air di rumahnya kecuali sedikit dan tidak cukup untuk di minum. Anak itu berfikir cepat. Ia kembali ke rumahnya mengambil mangkuk. Lalu memerah susu kambing nya dan memberikan mangkuk berisi susu itu pada ke dua tentara. Ketika merasa masih kurang ia kembali memerah susu kambing nya sampai ke duanya cukup minum. Kedua tentara itu mengucapkan terimakasih kepadanya. Tentara yang terluka berkata kepadanya dengan terbata-bata,
"Allah memberkatimu, anakku...kau telah menyelamatkan nyawaku!".
Keduanya lalu pamit. Sang anak masuk ke dalam rumahnya. Sang ibu marah melihat apa yang dilakukan anaknya, "apa yang kau lakukan anakku ? Kau telah memerah semua isi susu kambing kita dan kau berikan kepada dua tentara itu. Dan tidak kau sisakan untuk kita sama sekali!"
Sang anak berkata dengan halus pada ibunya,"Ibu,kita sabar sebentar. Tak lama lagi susu kambing itu akan terisi kembali ibu,aku tidak sanggup membiarkan tentara terluka itu mati kehausan!".Mendengar perkataan anaknya itu,si Ibu hanya bisa diam.
Bulan berganti bulan. Kaum muslimin di bawah pimpinan Sultan Shalahuddin Al- Ayyubi akhirnya memenangkan peperangan. Tatkala anak itu sedang bermain di depan rumahnya ia melihat ada dua orang laki-laki berjalan ke arah nya. Keduanya mengiring kambing yang cukup banyak jumlahnya.
Salah seorang dari keduanya berkata," Anak yang saleh,ini kambing jumlahnya 40 ekor. Semunya di hadiahkan untukmu dari komandan kami. Kau telah berjasa menyelamatkan nyawanya!"
"tetapi aku tidak melakukan hal yang pantas untuk mendapatkan hadiah sebanyak ini Tuan."sahut si anak.
"Bahkan kau telah berjasa besar sekali. Kau telah menyelamatkan nyawa komandan pasukan kepercayaan sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Secara tidak langsung kau telah ikut andil dalam kemenangan kaum muslimin."
Dua tentara itu menyalami anak itu dengan hangat lalu berpamitan. Ketika kedua tentara itu melangkah pergi sang ibu keluar dari rumah. Ia langsung memeluk anaknya dengan kasih sayang seraya berkata,"Ibu telah mendengar semua percakapan kalian anakku. Segala puji bagi Allah yang telah mengganti harta kita yang hilang!"
"Amal kebaikan tidak pernah akan hilang, Ibu."jawab sang anak lirih.

Hikmah dari kisah ini : Jangan pernah ragu untuk menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan,sesungguhnya Allah akan membalas amal kebaikan kita.

Mukjizat baginda Nabi Muhamad SAW

mukjizat nabi Muhamad Saw
Ilustrasi
Cerita islami-Dua orang pemuka kafir Quraisy berkumpul di samping Ka'bah.tepatnya di bawah mi'zab  Ka'bah.dua orang itu bernama shafwan bin umyyah dan umair bin wahab.
Dengan sangat hati-hati shafwan berkata"apa pendapatmu wahai umair, Muhamad telah membunuh ayah,paman dan saudara-saudara kita di perang badar.bagaimana pendapatmu kalau kau pergi ke kota madinah dan membunuh dia?".

"tapi kalau ada apa-apa denganku bagaimana dengan keluargaku?"jawab umair.
"tenang.demi latta dan uzza,akulah yang akan menjaga anak dan keluargamu.makan dan semua kebutuhan mereka akan menjadi tanggunganku. Binasa mereka adalah binasaku.darah mereka adalah darahku.hidup mereka adalah hidupku dan juga mati mereka adalah matiku".sumpah shafwan bin umyyah.
"baiklah aku akan membunuhnya.besok aku akan berangkat ke madinah.dan rencana kita ini biarlah hanya kita berdua yang tau."kata umair dengan yakin.
Akhirnya keduanya sepakat.umair akan berangkat ke madinah untuk membunuh nabi Muhamad Saw.dan keselamatan keluarga umair di tanggung shafwan bin umyyah.
Umair langsung pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap.ia mengolesi pedangnya dengan racun yang sangat mematikan hingga pedang yang awalnya putih mengkilat itu berubah warna agak kebiruan.lalu ia berangkat ke madinah untuk melampiaskan dendamnya yang sangat membara.ia ingin segera menemui nabi Muhamad Saw.dan menghujamkan pedangnya itu ke tubuh beliau.sama sekali tidak terbesit dalam pikirkannya bahwa Allah Swt bersama hamba-Nya yang bertaqwa.ia tidak tahu bahwa pertolongan Allah lebih kuat dari perisai dan benteng baja.
Pada saat keduanya sepakat dengan rencana jahat itu, Allah Swt mewahyukan kepada nabi Muhamad Saw.tentang apa yang telah mereka rencanakan di bawah mi'zab Ka'bah itu.rupanya shafwan dan umair tidak menyadari bahwa yang mereka musuhi itu adalah utusan Allah Swt.
Setelah menjalani perjalanan yang cukup jauh,akhirnya umair tiba di madinah.matanya benar-benar mencari sosok Muhamad Saw.ia ingin segera menggunakan pedangnya yang tajam dan beracun itu untuk menikam dan menggorok tubuh beliau.
Umair sampai di masjid ,namun sosoknya tertangkap oleh ketajaman umar bin khatab r.a.yang memiliki firasat tinggi.cahaya keimanan Umar Bin Khatab ra.memancarkan ilham dalam hatinya bahwa ada yang tidak beres pada keberadaan umair bin wahab di jantung kota madinah itu.Maka umar langsung bangkit menghunus pedangnya dan meringkus umair. Umar melucuti pakain dan pedangnya,lalu membawanya ke hadapan Rasulullah Saw.yang saat itu berada di dalam mesjid.
Rasulullah Saw bertanya menyelidik,"hai umair ,ada tujuan apa kamu ke sini..?"
Umair menjawab,"aku datang ke sini untuk menebus tawanan kami yang tertangkap dalam perang badar".
Baginda rasulullah langsung menukas,
"kamu telah berbohong ! Kamu dan shafwan duduk di mi'zab Ka'bah sepuluh hari yang lalu.shafwan berkata begini begini.dan kamu berkata kepadanya begini begini.dan kamu datang untuk membunuhku.dan Allah tidak akan mengizinkan kamu untuk membunuhku."
Alangkah terkejut nya umair mendengar perkataan Rasulullah Saw.Sebab masalah ini hanya dia dan Shafwan saja yang tau.ia segera tersadar bahwa yang ada di hadapannya adalah benar-benar utusan  Allah Swt.
Seketika itu juga umair berkata "Asyhadu an laa ilaaha illallah,wa asyhadu annaka rasuulullah! Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah,dan aku bersaksi bahwa kamu (Muhamad) adalah utusan Allah!".

Anjing Yang Tertipu Dengan Bayanganya

Di suatu pasar yang ramai, terlihatlah pedagang daging yang sibuk dengan dagangan nya,ketika si  pedagang daging sedang asyik melayani pelanggan nya,tiba-tiba datanglah se ekor anjing liar,anjing liar itu melompat menghampiri bangku si penjual daging,lalu menyambar sepotong daging,dan kemudian anjing liar itu segera melarikan diri.
Pedagang itu pun kaget,dan berkata‘’woii..! anjing yang nakal, berani nya kau mencuri daging dagangan ku!’’ pedagang itu berkata dengan marah sambil mengejar anjing liar itu.

Namun anjing liar berlari sangat cepat dan penjual daging tidak sanggup untuk mengejarnya.
Setelah sekian lama berlari,akhirnya anjing tadi sampai di sebuah sungai,dan memutuskan untuk beristirahat sejenak,sambil memulihkan tenaganya yang hampir habis.Setelah puas beristirahat anjing itu,mulai berjalan dengan melalui sebuah jembatan kecil di atas aliran sungai untuk menyeberangi sungai ,saat berjalan di jembatan, anjing tadi menengok ke dalam sungai,alangkah terkejut nya dia saat melihat seekor anjing lain sedang membawa sepotong daging yang lebih besar dari yang dia bawa.

Ia tidak tahu bahwa yang dia lihat itu adalah bayang nya sendiri.‘Aku mesti mendapatkan dagingnya itu,’ pikir anjing liar itu.
Tanpa berfikir panjang,ia pun menggonggong keras  kepada anjing yang dilihatnya di dalam sungai itu.Namun malang baginya,ketika ia mulai membuka mulutnya,daging yang sedang dia bawa dengan mulutnya tadi , terjatuh ke dalam sungai.

‘’Aduhhhh…kenapa bodohnya aku!Aku harusnya bersyukur dengan makanan yang sudah ada.Bersikap tamak dan rakus akan merugikan diri sendiri…’’sesal si anjing liar .Akhirnya anjing liar itu terpaksa pulang dalam keadaan kelaparan tanpa membawa makanan.

Pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini.
  • Jauhilah sifat rakus dan tamak, karena sifat itu hanya akan merugikan diri kita sendiri.
  • Selalu bersyukurlah atas nikmat yang telah di berikan sang pencipta kepada kita.

Kisah Kerajaan Bernafas Bau

Kisah kerajaan bermulut bau
ilustrasi
 Pada zaman dahulu kala, di sebuah negri di selatan cina, ada kejadian aneh, raja dan semua rakyatnya malu untuk saling berbicara dan saling berkomunikasi, karena nafas mereka sangat bau.“Apakah wabah yang sedang menyerang negeri kita ini?” tanya raja ke rakyat dan pembesar kerajaan.Tetapi pembesar kerajaan dan rakyat, hanya bisa diam tanpa kata. Mereka takut untuk berbicara karena nafas mereka semua berbau tidak sedap.
 Pada suatu hari, di dalam taman kerajaan, putri raja bersama dayang-dayangnya keluar untuk bermain-main. Mereka semua bermain tanpa mengeluarkan suara sedikit pun,karena mulut mereka semuanya berbau tidak sedap. Tiba-tiba seekor burung murai terbang dan hinggap di sebatang pohon bunga. Burung murai itu bernyanyi dengan merdu nya. Ia seolah-olah sedang ingin berbicara dengan tuan putri.Tetapi Putri raja tetap diam dan tidak menghiraukan kicauan buung murai itu.

Murai itu berkicau lagi dan mematuk-matuk bunga yang ada di dahan pohon tempat ia hinggap.

Akhirnya puteri raja pun pergi mendekat ke pohon bunga itu. Bunga kecil itu diambil dan dimakannya. Selang beberapa hari setelah tuan putri memakan bunga itu, akhirnya bau tidak sedap di mulutnya hilang,bau mulut tuan putri pun mendadak berubah menjadi harum.
Raja pun heran dan bertanya kepada tuan puteri akan rahsia puteri baginda itu. Putri itu pun akhrinya menceritakan kejadian,sa'at dia memakan bunga itu ke baginda raja.Setelah mendengar cerita dari anaknya itu, Baginda raja langsung mencoba memakan bunga kecil itu,dan selang be-berapa hari akhirnya bau mulut raja pun hilang. Sejak itulah, baginda memerintahkan rakyatnya untuk menanam dan memakan bunga kecil itu.Dan sejak itu jugalah penyakit mulut berbau tidak sedap itu hilang. Semua rakyat pun bergembira,dan tidak malu untuk berbicara lagi.Raja juga memerintahkan rakyat menanam bunga itu. Akhirnya bunga itu menjadi hasil negeri. Bunga itu dikenali dengan nama bunga cengkih.

Pesan yang dapat di ambil :
1. Jangan pernah takut mencoba sesuatu hal yang baru.
2. Selalulah mencari hal-hal baru yang berguna.

Kisah inspirasi penyesalan cinta

Suatu ketika ada seorang anak muda,sebut saja namanya Raka, yang begitu sangat mengidamkan sesosok wanita yang selama ini telah mencuri hatinya.Raka  selalu berpikir bagaimana cara mendekati wanita yang jadi incarannya itu, ia bingung harus mulai melakukan niatnya itu dari mana.
”Ahaaaaa .mendingan aku sering beli kaset di toko dia saja, kan bisa sering bertemu” .
Kisah nyata
Ilustrasi
Entah berapa keping kaset yang telah dibelinya.Walaupun kaset yang dibeli asal-asalan dan tidak disukainya, Raka tetap membelinya.
“Ini mas kaset nya”, dengan raut muka manis yang tersenyum ramah wanita itu memberikan kaset yang dibungkus kantong plastik hitam,dengan sangat terbata-bata Raka menjawab, “iy..iy ..ya..mma … makasih yaa mmmba'”.
Setelah itu Raka pun pergi meninggalkan toko kaset itu dan anehnya setiap ia membeli kaset, ia tidak pernah membuka isi kaset itu, ia langsung menaruhnya di dalam kotak khusus yang disimpan rapi di dalam lemari pakaiannya.
Raka terus menerus melakukan rutinnitas yang sama,dan pada akhirnya ketika dia kembali ke toko kaset, dia merasa terkejut karena penjaga kaset telah berubah;
“eits ..bukan berubah karena di operasi plastik loh” he he he…tapi penjaga nya berganti orang.
Raka pun memberanikan diri untuk menanyakan keberadaan wanita yang selama ini di incar nya.
“Maaf, mbak … kalau mbak yang satunya ke mana ya ?”
“Maaf maksud mas, yang jaga toko di sini ?”
“Iya” “Aduh, mas … memangnya mas tidak tahu ya, apa yang sudah terjadi ?”
Pemuda itu hanya menggelengkan kepala.
“Maaf wanita yang mas maksud sudah tidak bekerja di sini lagi, dia telah pergi jauh dan tidak akan pernah kembali, ia sudah damai di sana”
Seketika raka mendadak kaget,dan bertanya kepada si mbak penjaga toko itu,
mmmaksud mmmbak damai di sssana itu apa.?
mbak penjaga toko itu menjawab..,Wanita itu telah di panggil yang maha kuasa mas.
Mendengar jawaban itu raka pun serasa Bagaikan disambar petir di siang bolong, pemuda itu ambruk, lalu ia pun bergegas pergi meninggalkan toko kaset kenangannya.
Sesampainya di rumah, pemuda itu akhirnya memberanikan diri untuk membuka kaset yang terbungkus plastik hitam satu persatu, alangkah kaget nya ia ketika plastik itu dibuka,di dalamnya terdapat lembaran kertas (surat yang diselipkan oleh wanita pujaan nya).

Bungkusan pertama di buka : “Apakah kamu punya waktu ?”
Bungkusan kedua di buka : “Kenapa tidak dibalas ?”
Bungkusan ke tiga sdi buka : “Apakah kamu mau jalan sama aku ?”
Bungkusan ke empat di buka : “Beberapa kali aku selipkan surat tidak pernah kamu respon, ternyata selama ini aku telah salah menyukai dirimu. MUNGKIN DIRIMU BUKAN UNTUKKU”

Dengan sangat terbata-bata pemuda itu menangis sejadi-jadinya, ia menyesal dan menyesali atas semua yang terjadi
“Ya … Tuhan kenapa tidak sejak awal aku membuka plastik hitam ini ?”
The And

Pesan yang dapat dia ambil dai kisah di atas
Janganlah takut menyatakan cinta, katakanlah Isi hatimu se jujur nya, diterima atau pun ditolak itu sudah menjadi konsekuensi dan resiko dari apa yang kita lakukan dan kita harus bisa menerimanya dengan penuh kebesaran hati.


FATHIMAH AZ-ZAHRA RHA DAN GILINGAN GANDUM

Dongeng anak
Ka'bah
Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui
anakandanya Fathimah az-zahra r.a. Didapatinya
anakandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-
padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan
tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah SAW
bertanya pada anakandanya, "apa yang
menyebabkan engkau menangis wahai
Fathimah?, semoga Allah SWT tidak
menyebabkan matamu menangis". Fathimah r.a.
berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-
urusan rumahtanggalah yang menyebabkan
anakanda menangis". Lalu duduklah Rasulullah SAW
di sisi anakandanya. Fathimah r.a. melanjutkan
perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda
meminta 'aliy (suaminya) mencarikan anakanda
seorang jariah untuk menolong anakanda
menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan di rumah". Mendengar perkataan
anakandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW
mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair
dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan
diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya
diucapkannya "Bismillahirrahmanirahiim".
Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya
dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan
syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk
anakandanya dengan tangannya sedangkan
penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya
bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa
sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.
Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut,
"berhentilah berputar dengan izin Allah SWT",
maka penggilingan itu berhenti berputar lalu
penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT
yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat
bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang
fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang
telah menjadikan baginda dengan kebenaran
sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda
menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq
dan Maghrib pun nescaya hamba gilingkan
semuanya. Sesungguhnya hamba telah
mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat
yang berbunyi : (ertinya)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya para malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak menderhakai Allah terhadap
apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan
mereka mengerjakan apa yang dititahkan".
Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi
batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW
kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu,
"bergembiralah karena engkau adalah salah satu
dari batu mahligai Fathimah az- zahra di dalam
syurga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu
mendengar berita itu kemudian diamlah ia.
Rasulullah SAW bersabda kepada anakandanya, "jika
Allah SWT menghendaki wahai Fathimah,
nescaya penggilingan itu berputar dengan
sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT
menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa
kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa
kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu
beberapa darjat. Ya Fathimah, perempuan mana
yang menggiling tepung untuk suaminya dan
anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan
untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya
suatu kebaikan dan mengangkatnya satu darjat.
Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat
ketika ia menggiling gandum untuk suaminya
maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan
neraka tujuh buah parit. Ya Fathimah, perempuan
mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan
menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian
mereka maka Allah SWT akan mencatatkan
baginya ganjaran pahala orang yang memberi
makan kepada seribu orang yang lapar dan
memberi pakaian kepada seribu orang yang
bertelanjang. Ya Fathimah, perempuan mana
yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya
maka Allah SWT akan menghalanginya dari
meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua
adalah keridhaan suami terhadap isterinya.
Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah
akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui
wahai Fathimah bahawa ridha suami itu daripada
Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan
Allah SWT?. Ya Fathimah, apabila seseorang
perempuan mengandung janin dalam rahimnya
maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan
Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap
hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya
seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak
melahirkan maka Allah SWT mencatatkan
untuknya pahala orang- orang yang berjihad pada
jalan Allah yakni berperang sabil. Apabila ia
melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-
dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya
melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah
ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa
sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya
menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga,
dan Allah SWT akan mengurniakannya pahala
seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah
untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam
sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta
niat yang benar maka Allah SWT akan
mengampuni dosa- dosanya semua dan Allah
SWT akan memakaikannya sepersalinan pakaian
yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap
helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya
seribu kebaikan dan dikurniakan Allah untuknya
seribu pahala haji dan umrah. Ya Fathimah,
perempuan mana yang tersenyum dihadapan
suaminya maka Allah SWT akan memandangnya
dengan pandangan rahmat. Ya Fathimah
perempuan mana yang menghamparkan
hamparan atau tempat untuk berbaring atau
menata rumah untuk suaminya dengan baik hati
maka berserulah untuknya penyeru dari langit
(malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah
SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang
telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan
datang". Ya Fathimah, perempuan mana yang
meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya
dan memotongkan kumisnya serta menggunting
kukunya maka Allah SWT akan memberinya
minuman dari sungai-sungai syurga dan Allah
SWT akan meringankan sakaratulmaut-nya, dan
akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman
dari taman-taman syurga seta Allah SWT akan
menyelamatkannya dari api neraka dan
selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".

LEGENDA ASAL MULA CANDI PRAMBANAN

Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung
adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia juga mempunyai berbagai ilmu kesaktian yang tinggi. bahkan konon kesaktiannya lebih tinggi dari ayahnya karena Joko bandung suka berguru kepada para pertapa sakti.

Di Prambanan terdapat sebuah kerajaan, Rajanya bernama Raja Boko. sang raja mempunyai seorang puteri berwajah cantik
bernama Roro Jongrang. Raja Boko bertubuh tingggi besar sehingga sebagian besar orang menganggapnya sebagai keturunan raksasa.

Antara Kerajaan pengging dan Kerajaan prambanan terjadi peperangan. Pada mulanya Raja pengging kalah. tentara Pengging banyakyang mati di medan perang. Mendengar kekalahan pasukan ayahnya
maka Joko Bandung bertekad menyusul pasukan ayahnya. dalam perjalanan, di tengah hutan, Joko Bandung bertemu dan berkelahi dengan seorang raksasa bernama Bandawasa.

Menjelang ajal Bandawasa yang juga berilmu tinggi ini ternyata menyusup ke dalam roh Joko Bandung dan minta namanya digabung dengan pemuda itu sehingga putera Raja Pengging ini bernama Joko Bandung Bandawasa.

Joko bandung maju ke medan perang, selama berhari-hari pertarungan berlangsung, namun pada akhirnya pemuda itu dapat mengalahkan dan membunuh Prabu Boko.

Ketika Joko Bandung memasuki istana kaputren ia melihat Roro Jonggrang yang cantik jelita, Joko Bandung langsung jatuh cinta dan ingin memperisterinya, Namun Roro Jonggrang berusaha mengelak keingginannya karena Roro Jonggrang tahu bahwa pembunuh ayahnya adalaj Joko Bandung.

Namun untuk menolak begitu saja tentu
Roro jonggrang tidak berani, maka Roro
Jonggrang mengajukan syarat, ia mau
diperisteri oleh Joko Bandung asalkan Pemuda
itu bersedia membuatkan seribu candi dan dua
buah sumur yang sangat dalam dalam waktu
satu malam.

Menurut anggapan Roro Jonggrang pasti
Joko Bandung tidak mungkin dapat memenuhi
permintaan tersebut. Diluar dugaan Joko
Bandung menyanggupinya. Joko Bandung
Bandawasa yang sakti itu minta bantuan
makhluk halus. Mereka bekerja keras setelah
matahari terbenam, dan satu persatu candi
yang diminta oleh Roro Jonggrang mendekati
penyelesaian.

Melihat kejadian tersebut, Roro Jonggrang
heran karena bangunan candi yang begitu
banyak sudah hampir selesai. Pada tengah
malam sewaktu makhluk halus melanjutkan
tugas menyelesaikan bangunan candi yang
tinggal sebuah, Roro Jonggrang
membangunkan gadis-gadis desa Prambanan
agar menumbuk padi sambil memukul-
mukulkan alu pada lesungsehingga
kedengaran suara yang riuh. Ayam jantanpun
berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara-
suara tersebut, para makhluk halus segera
menghentikan pekerjaannya. Disangkanya hari telah pagi dan matahari hampir terbit. Permintaan Roro Jonggrang tidak dapat terpenuhi karena masih kurang satu bangunan candi. marahlah Joko Bandung, karena ulah dan tipu muslihat dari Roro Jonggrang.

Waktu itulah Bandung mendekati Jonggrang dan berkata," Jonggrang..kau ini
hanya mencari-cari alasan, kalau tidak mau
jangan mencoba mengelabuhiku, kau ini keras
kepala seperti batu!".

Seketika Roro Jonggrang berubah menjadi
arca batu besar. Demikian pula para dara yang
tinggal di desa Prambanan mendapat kutukan
dari Bandung Bandawasa, tidak laku kawin
sebelum mencapai usia tua.

Candi yang dibuat makhluk halus meskipun
jumlahnya belum mencapai seribu disebut
candi sewu yang berdekatan dengan candi
Roro Jonggrang. Maka candi Prambanan
disebut juga candi Roro Jonggrang.

KISAH ULAR KATAK DAN SAUDAGAR

Konon, hiduplah seorang saudagar yang kaya
raya. Saudagar tersebut mempunyai tiga anak
gadis yang cantik dan belum menikah. Suatu
ketika, saudagar tersebut pergi jalan-jalan
menengok sawahnya. Tiba-tiba, di pematang
sawah, ia melihat seekor ular memangsa seekor
katak. Katak itu menjerit kesakitan. "Kiik.. kiik…"
begitulah suara jeritannya. Karena merasa
kasihan, maka sang saudagar berseru kepada
sang ular. "Wahai ular, tolong lepaskan katak
itu. Aku punya tiga orang anak gadis. Kalau kau
melepaskan katak itu aku akan memberikan
seorang dari mereka untuk jadi istrimu" kata
sang saudagar. Mendengar perkataan tersebut,
ular pun melepaskan mangsanya dan pergi ke
semak-semak. Lama setelah kejadian itu, sang
saudagar pun lupa terhadap janjinya.
Sampai pada suatu hari, datanglah seorang
samurai muda yang gagah dan tampan
menemui sang saudagar di rumahnya. Samurai
tersebut lalu memperkenalkan diri.
"Saya adalah jelmaan dari ular. Saya datang
untuk menagih janji menikahi salah seorang
anak gadis Anda" kata sang samurai.
Mendengar perkataan itu, sang saudagar
teringat kembali janjinya yang dulu. Akhirnya ia
meminta agar sang samurai datang kembali
pada waktu yang dijanjikan. Dan sang samurai
pun menerima hal itu. Ia akan datang lagi untuk
menjemput pengantinnya.
Berhari-hari sang saudagar tidak bisa tidur
nyenyak karena terus memikirkan perjanjiannya
dengan sang ular. Akhirnya suatu pagi, anak-
anak gadisnya berkumpul dan bertanya kepada
ayahnya.
"Ayah, akhir-akhir ini engkau kelihatan kurang
sehat. Ada masalah apa?" tanya salah seorang
anak gadisnya.
Sang ayah pun akhirnya menceritakan
permasalahan yang dialaminya kepada
anaknya. Mendengar penjelasan ayahnya,
mereka semua terdiam. Anak pertama dan
kedua menolak menjadi pengantin sang ular.
Namun anak terakhir bersikap lain.
"Baiklah, aku tidak akan mengecewakan ayah.
Aku bersedia menjadi pengantin ular itu!"
katanya dengan tenang. Sang ayah pun lega
dibuatnya.
Akhirnya, hari pernikahan pun tiba. Sang anak
bungsu minta agar ia dibekali beberapa labu
panjang dan jarum tenun. Setelah itu, sang
pengantin pria membawa pengantin wanita
pulang ke rumahnya. Rumah pengantin pria
berada di balik bukit. Beberapa lama kemudian,
mereka sampai di sebuah kolam yang besar.
"Ini adalah rumahku. Silakan kau dulu yang
masuk ke dalam air!" kata pengantin pria. Tetapi
sang pengantin wanita menolak dengan halus.
"Barang bawaanku banyak. Tolong kau dulu
yang masuk dengan membawakan barang-
barangku tersebut" kata sang pengantin wanita.
Demikianlah, akhirnya pengantin pria dengan
membawa barang-barang milik pengantin
wanita, masuk ke dalam kolam. Ketika masuk ke
kolam, labu panjang yang ia bawa menyembul
ke permukaan kolam beberapa kali. Saat ia
memasukkan beberapa labu itu, labu lainnya
menyembul lagi ke permukaan. Sang pria pun
merasa jengkel, labu-labu itu akhirnya
mengapung semua ke permukaan kolam. Karena
terlalu lelah, perlahan-lahan tubuh pria itu
berubah menjadi wujud aslinya, yaitu ular. Ular
itu naik ke tanggul kolam dan tertidur disana.
Melihat bahwa ular sedang tertidur pulas,
pengantin wanita itu segera mengeluarkan
jarum tenunnya. Ia lalu menancapkan jarum
tenunnya ke atas kepala hingga ekor sang ular.
Ular itu pun mati.
Setelah berhasil membunuh sang ular, anak
gadis itu segera pergi dari kolam. Namun karena
hari sudah gelap, ia tersesat di dalam hutan.
Setelah berjalan menyusuri hutan, ia
menemukan sebuah pondok kecil. Pondok
tersebut dihuni oleh seorang nenek tua. Selama
beberapa lama sang gadis menginap di pondok
itu. Sampai pada suatu hari, sang nenek
bercerita bahwa dia sebenarnya adalah
penjelmaan dari katak yang pernah ditolong
oleh ayah sang gadis. Karena ingin membalas
budi ayahnya, ia pun ingin menolong anak
gadisnya. Sang nenek menyarankan agar
sebelum kembali ke rumahnya, ia bekerja dulu di
rumah seorang saudagar kaya di dekat desa.
Namun karena jarak ke desa terdekat itu agak
jauh, sang nenek pun khawatir kalau anak gadis
secantik itu akan diganggu oleh orang jahat
selama dalam perjalanannya nanti. Sang nenek
memberikan sebuah pakaian dari kulit untuknya.
"Pakailah pakaian dari kulit ini, agar bisa
menyamarkan kecantikanmu" kata sang nenek
sambil menyerahkan sebuah pakaian yang
terbuat dari kulit katak yang kasar.
"Dengan memakai pakaian kulit itu,
kecantikanmu akan tersembunyi. Hal itu lebih
baik agar kamu tidak diganggu oleh orang-
orang jahat nantinya" kata sang nenek.
"Rumah saudagar itu sedang membutuhkan
pembantu untuk mengurus dapur dan pekerjaan
rumah tangga lainnya. Bekerjalah disana untuk
beberapa waktu!" saran sang nenek.
Setelah mengenakan pakaian dari kulit itu, sang
gadis berubah menjadi seorang nenek yang
kulitnya sudah berkeriput. Ketika sampai di
rumah sang saudagar, ia menemui sang pemilik
rumah dan memohon agar ia diterima sebagai
pembantu rumah tangganya. Demikianlah, sejak
saat itu sang gadis bekerja di rumah itu. Setiap
hari ia harus bangun pagi, menanak nasi dan
membersihkan rumah besar tersebut.
Pada suatu hari, ketika para anggota keluarga
sedang pergi menonton rombongan pemain
sandiwara di balai desa, sang gadis tinggal
sendirian di rumah. Karena tidak ada seorang
pun di rumah, maka ia melepaskan pakaian
kulitnya. Sudah lama ia ingin melihat dirinya
yang sebenarnya. Ia melihat wajahnya di kaca.
Ternyata tidak ada yang berubah. Ia tetap cantik
seperti sebelum memakai pakaian kulit
pemberian sang nenek. Pada saat itu, seorang
anak pria putra bangsawan datang ke rumah
untuk mengambil sesuatu. Karena di rumah
tidak ada seorang pun ia menjadi penasaran. Ia
sangat terkejut ketika melihat sesosok gadis yang
cantik jelita berada di dalam kamar. Putra
bangsawan itu pun jatuh hati kepada sang gadis.
Beberapa hari kemudian, sang pemuda jatuh
sakit. Berhari-hari ia tidak mau makan.
Tubuhnya sangat lemah. Tidak ada obat yang
dapat menyembuhkannya. Ketika seorang tabib
datang memeriksa, ketahuan bahwa sakit yang
diderita sang putra bangsawan tersebut
dikarenakan cinta. Pemuda tersebut telah jatuh
cinta pada seorang gadis yang pernah
dilihatnya. Namun karena gadis tersebut tidak ia
temukan lagi, maka ia pun jatuh sakit.
Keluarganya pun sangat kebingungan, nenek
pembantu rumah tangga pun menyadari bahwa
gadis yang dilihat oleh putra bangsawan tersebut
pasti adalah dirinya ketika ia melepas pakaian
kulitnya beberapa waktu yang lalu. Karena
merasa kasihan, ia pun melepaskan pakaian
kulitnya lagi dan menemui putra bangsawan
yang sedang sakit tersebut. Melihat wajah cantik
jelita itu, sang pemuda tersenyum dan sakitnya
pun berangsur-angsur sembuh kembali.
Demikianlah, akhirnya sang gadis dinikahkan
dengan putra bangsawan tersebut. Mereka hidup
dengan bahagia.
Setelah beberapa lama menikah timbul
kerinduannya terhadap ayah dan kedua
saudarinya. Ia pun meminta agar suaminya
mengantarkan pulang ke rumah orang tuanya.
Orang tua sang gadis yang semula mengira
bahwa putri bungsunya tidak akan pernah
kembali lagi, merasa sangat bahagia ketika
bertemu kembali. Mereka terharu mendengar
cerita pengorbanan putri bungsunya. Sejak saat
itu mereka bisa berkumpul kembali dan hidup
dengan bahagia.

PETUALANGAN HANSEL DAN GRETEL

Di sebuah desa pada zaman dahulu hiduplah
sebuah keluarga bahagia. Mereka mempunyai
dua orang anak yang manis, namanya Hans
dan Gretel. Suatu ketika Ibu tercinta meninggal
karena sakit. Sejak kematian sang Ibu, mereka
selalu bersedih sepanjang hari.

Agar mereka tidak bersedih, kemudian Ayah mengambil Ibu baru untuk menghIbur mereka.
Ternyata Ibu baru ini sangat jahat dan memperlakukan mereka dengan buruk. Dari pagi
hingga petang mereka disuruh terus bekerja dan
hanya diberi makan satu kali.
Musim kemarau pun tiba, dan mereka tidak
mempunyai makanan apa-apa. Sang Ibu
menyuruh anak-anak untuk dibawa ke hutan
dan meninggalkannya di sana.
Ayah sangat terkejut mendengarnya " Bicara
apa kau, apa kau ingin anak-anak mati ?! "
" Kau ini memang bodoh, kalau kita tidak melakukannya, kita semua akan mati !"
Sementara itu dari balik kamar , Hans dan Gretel mendengarkan pembicaraan mereka.

Mereka ketakutan dan Gretel pun menangis.
Akhirnya Ayah tidak bisa berbuat apa-apa
karena istrinya terus mendesaknya.
"Ah… apa kita akan mati di hutan ?! "
" Ssst.., aku punya ide bagus, " ucap Hans. Lalu
ia keluar rumah dan mengumpulkan batu-batu
kecil putih yang bila terkena cahaya bulan, akan
bersinar.
Pada esok paginya dengan berteriak keras,
Ibunya membangunkan Hans dan Gretel.
Sebelum berangkat ia memberikan sepotong roti
kepada mereka. Setelah itu semua berangkat
menuju hutan.
Sambil berjalan Hans membuang batu kecil putih
satu per satu yang ada dalam kantongnya.
Karena berjalan sambil menoleh ke belakang,
Ayah menjadi curiga.

" Sedang apa, Hans ? " Aku sedang memandang kucing yang ada di atas rumah," jawab Hans berbohong. Lalu tibalah mereka di tengah hutan. Ayah dan Ibunya pergi ke hutan yang lebih jauh lagi untuk menebang kayu dan meninggalkan mereka. Rasa sedihpun berganti gembira setelah di
tengah hutan Hans menemukan seekor kupu-kupu dan Gretel membuat kalung dari bunga.

Mereka sangat gembira karena bisa bermain- main bersama teman baru mereka seperti kelinci,
bajing dan burung-burung kecil. Tanpa terasa waktu berlalu, mataharipun mulai
tenggelam dan hari mulai gelap. Suara burung-
burung yang indah kini berganti dengan suara
angin yang berdesir.
Gretel menangis tersedu-sedu karena takut. Hans
berkata menenangkan, "Jangan menangis, jika
cahaya bulan muncul, kita pasti akan pulang
dengan selamat ".
Tak lama kemudian, dari sela-sela pohon
muncullah cahaya bulan yang bersinar dengan
terang. Hans segera mengajak Gretel untuk
pulang ke rumah.
Hans memegang tangan Gretel dan menyusuri
jalan di hutan tanpa ragu-ragu.
" Kak, kok bisa berjalan tanpa bingung di hutan
yang gelap begini?"
"Oh… batu kecil putih yang kujatuhkan ketika
kita datang, bersinar karena kena sinar bulan
dan itu akan menolong kita pulang ke rumah."
Tibalah mereka di rumah, sang Ibu heran
melihatnya dan mencari tahu bagaimana
mereka bisa sampai di rumah dengan mudah.
Ketika ia membuka pintu, ia melihat batu kecil
putih yang bersinar. Agar mereka tidak bisa
mengumpulkan batu putih itu lagi, Ibu mengunci
pintu kamar mereka. Hans dan Gretel menjadi
panik karenanya.

Sebelum tidur mereka berdoa pada Tuhan, meminta perlindungan. Keesokan harinya seperti kemarin, Ibu membangunkan mereka dan membawa mereka ke hutan. Hans tidak kehabisan akal. Dengan
terpaksa ia mencuil-cuil potongan roti dan
menjatuhkannya di jalan sambil berjalan.
Tapi malang, jejak yang sudah dIbuatnya susah
payah dimakan oleh burung-burung kecil.
Sampailah mereka di dalam hutan. Kembali
Ayah dan Ibunya meninggalkan mereka dan
masuk ke hutan yang lebih jauh.
Merekapun bermain-main dengan binatang-
binatang di dalam hutan.
Akhirnya malampun tiba. Ketika cahaya bulan
mulai bersinar mereka beranjak pulang. Dengan
susah payah dicarinya potongan-potongan roti
sebagai petunjuk jalan untuk pulang ke rumah.
" Kak, apa yang telah terjadi dengan potongan-
potongan roti itu ?" teriak Gretel cemas.
" Mungkin dimakan oleh burung -burung kecil "
" Uhh.., kalau begitu kita tidak bisa pulang ke
rumah."
Di dalam hutan bergema suara lolongan keras.
Mereka berdua amat ketakutan. "Kak, aku takut,
kita akan mati !" Gretel mulai menangis.
" Jangan khawatir dik, Ibu yang ada di surga
pasti menolong kita."
Karena lelah, mereka akhirnya tertidur dengan
pulas di bawah pohon. Cahaya matahari pun
mulai bersinar dan mengenai wajah mereka.
Hans dan Gretel terbangun dan disambut suara
kicauan burung.
Tiba-tiba mereka mencium bau masakan yang
lezat. Segera mereka berlari ke arah datangnya
bau lezat itu. Seperti mimpi mereka melihat
rumah kue, atapnya terbuat dari tart, pintunya
dari coklat, dan dindingnya dari biskuit.
Cepat-cepat mereka mendekati rumah itu dan
memakannya.
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bergetar.
"Siapa itu, berani memakan rumah kue
kesayanganku ?", muncullah seorang nenek
sihir tua dengan wajah menyeramkan serta
mata merah yang bersinar, lalu menangkap
mereka berdua.
" Hi… Hi…. Hi…. anak-anak yang lezat, sebagai
hukuman karena telah memakan rumput kue
kesukaanku, aku akan memakan kalian ."
Dengan kasar nenek sihir itu menyeret Hans
masuk ke dalam penjara. Setelah itu ia berkata
kepada Gretel,
"Mula-mula aku akan menggemukkan anak
laki-laki itu, lalu aku akan memakannya. "
"Sekarang kau buat makanan yang enak biar
makannya banyak ! "
Nenek sihir itu sudah tua sekali dan matanya
mulai rabun. Pada saat itu Hans dan Gretel
saling berpegangan tangan memberi semangat
supaya mereka tabah.
" Tabahlah Gretel, Ibu yang ada di surga pasti
melindungi kita ".
Suatu hari nenek mendekati penjara Hans untuk
melihat apakah tubuh Hans sudah menjadi
gemuk atau belum.
"Aku lapar, sudah seberapa gemuk tubuhmu, ayo
ulurkan tanganmu ! "
Hans yang pintar tidak kehilangan akal, ia
mengetahui kalau mata nenek sudah rabun
segera dikeluarkannya tulang sisa makanan
kepada nenek yang rabun lalu nenek
memegangnya.
Betapa kecewanya nenek karena sedikitpun Hans
tidak bertambah gemuk. Karena kecewa lalu ia
bermaksud untuk memakan Gretel. Kemudian
Gretel disuruh membakar roti.
Selagi Gretel menyalakan api di tungku, si nenek
mencoba mendorongnya ke nyala api.
Untunglah Gretel mengetahui maksud nenek,
cepat-cepat ia berbalik pergi ke depan tungku.
"Nek, aku tidak bisa membuka tutup tungku ini ."
Nenek sihir tidak sadar kalau ia sedang
diperdaya Gretel dan ia membuka tutup tungku.
Tanpa membuang kesempatan, Gretel
mendorong nenek ke tungku.
"Ahh… tolong…. panas ! " teriak nenek
kesakitan. Gretel tidak memperdulikan teriakan
nenek malah dengan cepat ia menutup pintu
tungku, lalu berlari ke arah penjara untuk
menolong Hans.
"Gretel, kau berhasil. Ibu yang di surga telah
melindungi kita." Karena bahagia mereka
berpelukan.
Ketika akan pergi dari rumah kue tanpa sengaja
mereka menemukan banyak harta karun. Setelah
itu mereka keluar rumah, tetapi malang jalan itu
terpotong oleh sungai besar.
Mereka menjadi bingung. Saat itu entah dari
mana datangnya tiba-tiba muncul seekor angsa
cantik.
" Ayo, naiklah ke punggungku, " ucap angsa itu
ramah. Satu per satu angsa itu mengantarkan
mereka menyeberang sungai.
Setelah sampai, angsa itu menunjuk-kan jalan
bagi mereka berdua dari atas langit. Sampailah
mereka di batas hutan.
Tanpa mereka ketahui sebenarnya angsa itu
adalah Ibu mereka yang ada di surga. Angsa itu
kemudian menghilang. Setelah itu muncullah
Ayah mereka yang sangat cemas.
"Anak-anakku tersayang, maafkanlah Ayah.
Ayah tidak akan meninggalkan kalian lagi ".
Lalu Ayah menceritakan kepada mereka bahwa
Ibu tiri yang jahat sudah meninggal karena
sakit. Akhirnya mereka pun hidup bahagia
selamanya.

cerpen: JEMPUT AKU

sudah hampir 20 tahun aku hanya bisa terbujur kaku di tempat tidur ini, menikmati gelapnya malam yang mencekam serta penuh dengan rasa enggan aku"terpaksa" menaruh hidupku di bawah atap gubuk reot ini, tapi inilah hidupku, yang mau tak mau harus kusadari dan ku nikmati senikmat orang meneguk kopi paitdi pagi hari, aku telah letih, aku telah capek hidup seperti ini..
suamiku tlah mendahuluiku memeluk mimpi indahnya di angkasa sana, beranjak dari tempat yang paling patut mungkinuntuk kupikirkan, aku ngga' ngerti, aku tuli, aku tak mampu berdiri, bahkan hanya untuk menopang tubuh kurusku yang sudah senja ini.
entah rasa apa yang aku rasakan, semuanya begitu hampar, semuanya begitu kelam, semua sangat membuatku tersenyum, tersenyum dalam siksa yang mungkin ini hidup yang harus kuterima, hidupku bertopang pada orang yang mengasihaniku, aku tak mengharap, yang aku tau, aku ingin pergi dari dunia ini, mengakhiri semua derita"manisku", dan menyusul suamiku kesinggasana yang maha kuasa.
aku ingat saat merawatnya, menimangnya dalam pelukku, memberikan kasih sayang yang patut dia dapatkan, menceritakankata-kata yang indah untuk membuatnya bahagia, dan selalu kudendangkan nyanyian jawa yang mungkin telah bosan dia dengar tapi dia tetaplah dia seorang bayi mungil yang tak kenal rasa dan prasangka.
aku menemaninya ketika berangkat sekolah, membujuknya ketika ia merajuk, memberinya pengertian ketika dia sedang bingung dengan semua yang ingin dia ketahui, memberinya kasih sayang yang tak pernah kuberikan kepada siapapun selama ini, bahkan kepada diriku sendiri, semua kulakukan hanya untuk nya, demi masa depannya, dan demi sebuah nama yang baik kelak untuk hidup dan masa depannya, karena dia anak tunggalku.
aku menangis di tengah malamku yang indah, diiringi suara jangkrik yang bersahutan menyambut sepinya hatiku menjadi nyanyian syurga yang blom pernah kubayangkan, aku terus saja memikirkan diriku sendiri disini, termenung menunggu pati yang aku harap segera menjemputku.
"nak dimana kamu sekarang?"
tidakkah kau ingat saat kusentuhkeningmu saat kau terbaring ketika kau habis kehujanan pulang sekolah, tak taukah engkau, hatiku gelisah nak, aku ingin mengantikan sakitmu, aku ingin akulah yang menderita itu, senyummu adalah semua semangatku nak, ingatkah kau saat engkau merengek minta uang untuk beli mainan seharga 40 ribu rupiah kepada ibumu ini, aku kebingungan mencarinya, kurelakan menjual perhiasan peningalan ayahmu satu-satunya, hanya untuk garis lengkung di bibirmu".
aku terus bergumam mengingat semua kenangan yang mampu menghiburku menanti kemantian ini, "apakah dia tak ingat ketika aku mengendongnya saat dia merengek "bu.. adi capek jalan kaki", tanganku dengan entengnya menyambut semua rengekannya dengan sabar, apakah dia tak mengingat itu sekarang, 20 tahun memang bukan waktu yang sebentar, batinku terus saja bergejolak memikirkannya.
Perasaanku tak enak ketika kau meninggalkan rumah ini saat berumur25 tahun, hatiku gelisah, gundahku sebagai seorang ibu terus berkecamuk dalam kehidupaku setelah kepergianmu
"Buk.. aku pasti akan datang untuk membawamu serta, aku akan datang untuk menyembuhkan semua deritamu ibu, aku akan datang, percayalah"
kata terahirnya yang ingin sekali kupercaya, kata yang menyakitkanku, dan kata yang sangat kubenci.
kuantar engkau dengan airmataku, melihatmu semakin menjauh hingga mata rentaku takmampu melihat bayanganmu, sekarang aku bertanya padamu,
"dimanakah kau kini nak ?, mana semua perkataanmu, aku tak sedang memintamu untuk menyembuhkan wanita tak berguna ini, aku tak sedang ingin kau berikan harta yang berlimpah, aku juga tak menginginkan semua milikmu yang berharga itu, aku hanya ingin satu,jenguklah aku walau hanya memberiku segalas air putih, itu akan bisa menyembuhkanku, itu akan membuatku menjadi seorangwanita yang mempunyai harapan dan semangat baru,"
"aku hanya ingin kau jenguk, dan menatap tubuhku rentaku yang tingal tulang dan kulit ini" bisikku yang diiringi air mata tak berkesudahan dari pelupuk mataku.
20 tahun lebih aku menderita kanker ini, aku hanya tergolek tak berdaya di tempat tidurku, jangankan untuk mencari anakku yang entah dimana dia berada, untuk bangun bahkan memiringkan tubuhku kesamping saja aku tak sanggup, perutku terlalu besar dan berat, kanker ini telah meguasaiku, menguasai hari "penuh warnaku", dan kankerini pula yang menyebabkanku kehilangan anakku.
anakku pergi 15 tahun yang lalu, mungkin dia telah bosan melihatku, mungkin dia sudah tak sanggup lagi untuk mengurusku, ibu kandungnya dan mungkin dia juga telah bosan hidup bersamaku, anak tungalku tak pernah sekalipun menjengukku, bahkan untuk menanyakan kabarku kepada orang lain.
"tidakkah dia ingat, betapa bingungnya aku saat maghrib telah tiba, dan dia tak kunjung datang, aku mencarinya di tengahhujan nan lebat, mencarinya hingga aku tak kenal waktu, yangternyata dia bersendau gurau bersama temannya, alangkah legahatiku sebagai seorang ibu melihatnya tertawa, semua rasa dahagaku hilang saat melihatnya, lelahku luntur oleh wajahnya.
"tidakkah engkau merasakan itu anakku ?", sekarang biarlah aku yang renta ini menunggu ajalku, diatas tempat tidur ini, kupasrahkan hidupku kepada sang pembuat hidup, biarlah " Amben ini sebagai saksi patiku".
aku hanya mampu tersenyum menyambut malam yang panjang, dan tak pernah berujung, hanya atap-atap langit yang setiap hari mejadi pemandangan indahku, dansetiap hari aku selalu memohon,"jemputlah aku kepangkuanmu Tuhan", hingga malam menyambutku dengan sunyi, senyap, hingga sang mimpi memelukku dengan lelap.
ingin sekali menulis, saat aku baca koran kemaren, betapa tragisnya seorang nenek, yang udah tua renta, mengidap penyakit kanker di perutnya yang amat sangat besar melebihiperut seorang ibu yang mengandung, hal yang membuatku menangis, saat aku membaca "anaknya tak pernah menjenguk barang sekalipun".
dimana perasaan si anak, sampai begitu tega untuk tak melihat wanita tua itu, yang tak lain adalah ibu kandungnya, sungguh keterlaluan, semoga Allah memberikan Ganjaran yang pantas untuk si Anak. ini adalah pelajaran buatku, untuk selalu sayang kepada ayah ibuku, mereka kehidupanku, dan mereka akan selalu ku junjung dalam hatiku :), selalu dan akan terus begitu selama mata ini masih mampu melihatnya, akan kulukis senyum mereka sebisa dan semampuku, meskipun itu tak sebanding dengan apa yang mereka lakukan untukku.

Di salin dari situs jombloku.Com

karya saudari: khusnul khotimah.


Nah adek-adek dan sobat-sobat ku sekalian.Tak sengaja cerpen ini ku temukan ketika googling mencari inspirasi.Melihat makna dan pesan moral yang sangat dalam yang terkandung di dalamnya,maka cerpen ini saya salin dan saya share di blog ini.

Dari kisah di atas,kita bisa membayangkan betapa besar kasih seorang ibu pada anaknya.Tak dapat sebanding dengan luasnya langit ataupun dalamnya samudra,kasih ibu tetap lebih besar.

Semua yang mereka lakukan adalah demi kita,anak-anaknya.
Lalu apa yang dapat kita berikan untuk membalas semua kebaikanya?
Tidak ada..Karena memang tak ada hal di dunia ini yang sebanding dengan semua kebaikanya.

Maka dari itu adek-adek dan sobat-sobat ku tersayang..Jangan pernah mengecewakan ibu kalian.Karena kemuliaan yang di sandangnya..Dan beban berat yang di pikulnya..Allah meletakan syurga di bawah kakinya.

Wahai adik-adik dan sobat ku semua..Berbaktilah pada ibu mu..Bahagiakan dia sebaik yang kalian mampu.Karena tanpa kasih sayangnya..Kalian tak akan hidup di dunia hingga saat ini.. :)

KISAH TIGA MANUSIA SERAKAH

Ini kisah pada zaman dahulu,di daratan bagdad di timur tengah.Negeri
timur tengah sebagian besar adalah padang pasir.
Al-kisah ada tiga orang pengembara yang menempuh perjalanan
menyeberangi padang pasir.Mereka tak sengaja bertemu di
persinggahan,dan memutuskan untuk menempuh perjalanan bersama.
Berhari-hari mereka menempuh padang pasir,perbekalan mereka pun mulai habis.
Tapi..mereka tak terlalu hawatir,karena semua telah mereka perhitungkan.
Sudah enam hari lamanya mereka menempuh perjalanan,dan sebagaimana
perkiraan mereka pada hari ke tuju mereka akan tiba ke kota.

Namu pada malam harinya ada badai yang datang.Jadi mereka mencari
sebuah tempat berlindung,ahirnya mereka menemukan sebuah gua dan
memutuskan untuk tidur disana.
Dalam gelapnya gua yang hangat mereka segera tertidur dengan
pulas,sedang di luar badai terus berhembus dengan kencang tanpa henti.

Ketika pagi tiba,mereka pun terbangung.Udara di luar terasa masih
segar karena pagi,dan langit pun terlihat cerah setelah badai semalam.
Merekapun berkemas untuk melanjutkan perjalanan yang tertunda.Tapi
tiba-tiba salah satu dari mereka berteriak..''Hai kalian semua..lihat
apa yang ku temukan di sini''.
Mendengar teriakan dari temanya,merekapun segera berlari menghampirinya.
Ternyata yang di temukan adalah dua buah kerangka manusia dan sebuah peti kayu.
''Kira-kira apa yang terjadi pada dua orang ini hingga mereka berdua
mati di sini?''.Tanya salah satu dari mereka.
''Mungkin saja mereka terjebak di gua ini dan mati karena tak bisa
keluar''.Jawab temanya.
''Hmm..kalau menurut ku tidak begitu..mungkin mereka saling membunuh
karena memperebutkan isi kotak kayu itu.Mungkin saja isi peti itu
sangat berharga''.Jawab temanya yang lain.

Setelah mereka bertiga berunding,ahirnya mereka sepakat untuk
mengambil dan membuka peti kayu itu.
Mereka ingin memastikan apa isi peti kayu itu.
Merekapun mengangkat peti kayu itu keluar gua dan membukanya bersama-sama.
Alangkah terkejutnya mereka,karena mendapati bahwa isi peti itu adalah
emas dan permata yang sangat berharga.

Tiga orang pengembara itu sangat senang sekali,terbayang di benak
mereka kehidupan yang mewah dan harta yang berlimpah.
Ahirnya mereka sepakat untuk membawa peti itu sampai kota dan membagi
isinya di sana.
Merekapun melanjutkan perjalanan dan meninggalkan gua itu untuk menuju kota.


Tapi ketika sampai di perbatasan kota salah satu dari mereka berkata..
''Hai..bagaimana kalau kita berhenti dulu di sini.Kita bagi saja isi
peti itu di sini,karena kalau kita bawa sampai kota akan banyak orang
yang tahu.Takutnya nanti mereka juga ikut berebut meminta
bagian,padahal kita yang menemukan dan capek-capek
membawanya''.Katanya.
''Baiklah..aku setuju.Tapi bekal kita sudah habis.Alangkah baiknya
salah satu dari kita pergi ke kota untuk membeli makanan,dan kita akan
membagi rata harta ini setelah kita makan''.Jawab yang lain.

Ahirnya merekapun sepakat,dan menyuruh salah satu dari mereka untuk
pergi membeli makanan ke kota.
Ketika temanya pergi membeli makanan,dua orang yang tinggal ternyata
mempunyai niat licik.Mereka berfikir jika mereka membunuh temanya
ketika pulang membeli makanan,maka bagian mereka akan semakin besar
karena cuma di bagi dua.Ahirnya merekapun berencana menyergap temanya
ketika tiba nanti dan membunuhnya.
Maka ketika mereka melihat temanya datang membawa makanan dari
kejauhan,mereka pun bersembunyi.Dan ketika sudah dekat,merekapun
menyergap dan membunuh temanya yang datang membawa makanan
tadi.Kemudian mereka kubur untuk menghilangkan jejak.
Setelah mereka yakin semua berjalan sesuai rencana,merekapun
beristirahat sejenak.
Mereka tidur-tiduran di dekat peti membayangkan bahwa sebentar lagi
mereka akan menjadi orang kaya,mereka senyum-senyum sendiri dalam
lamunan masing-masing.
Tiba-tiba lamunan mereka tersadarkan oleh suara perut mereka yang
keroncongan karena belum sempat makan,dan mereka teringat pada makanan
yang di beli oleh temanya tadi.
''Hai kawan..lebih baik sekarang kita makan dulu.Nanti kita bagi isi
peti ini setelah kita makan saja,jangan kuatir..sekarang cuma bagian
kita berdua saja.hahaha..''
Ahirnya merekapun makan dengan lahapnya karena mereka sudah sangat
lapar.Tapi belum sempat mereka menghabiskan makanan itu,tiba-tiba
tubuh mereka kejang-kejang,kemudian jatuh terkapar...mati..!!
Ternyata teman yang mereka bunuh juga memiliki fikiran yang
sama..Sama-sama serakah..!!
Jadi dia juga melakukan siasat licik untuk membunuh kedua temanya agar
bisa memiliki harta itu untuk dirinya sendiri.
Jadi..dalam perjalanan,dia menaburkan racun pada makanan itu.Jadi
ketika kedua temanya memakan makanan yang dia bawa,mereka mati karena
teracuni.
Dan ahirnya ketiga orang itupun mati tanpa sempat membagi harta yang
mereka temukan.
Dan nasib ketiganya pun sama dengan dua kerangka yang ada dalam
gua,sama-sama mati karena keserakahan.


Nah adik-adik yang manis,hikmah yang bisa kita petik adalah..

Keserakahan selalu membawa kehancuran.Maka jauhkan diri dari sifat
serakah,karena keserakahan tak kan pernah memberi kedamaian...


Note: Ma'af baru bisa update lagi,karena saya sedang sakit..

CERITA TIGA PANGERAN

Pada zaman dahulu di pulau madura ada sebuah kerajaan yang besar dan makmur.
Rakyatnya hidup tenteram dan cukup sandang pangan.Kerajaan itu di
pimpin oleh seorang raja yang sudah berusia lanjut,dan sudah waktunya
dia mencari pengganti untuk menduduki tahtanya.
Raja itu mempunyai tiga orang putera,dan hal itulah yang membuat sang
raja bingung.Karena takut dia akan salah dalam memilih dan menyebabkan
permusuhan dan perpecahan di kerajaanya.
Tapi ahirnya dia mendapat sebuah ilham untuk membantunya menyelesaikan
permasalahan yang dia hadapi.

Maka pada suatu hari,di panggilah ke tiga puteranya untuk menghadap.
Lalu sang raja berkata..''Hai anak-anak ku,hari ini kalian bertiga ku
panggil menghadap karena suatu hal.Kalian tahu usia ku tak lagi
muda,maka aku berniat mengangkat salah satu dari kalian untuk
menggantikan ku.
Tapi agar adil,aku akan memberi satu pertanyaan yang masing-masing
dari kalian harus jawab.Dan dari jawaban yang kalian utarakan aku akan
menentukan siapa yang berhak menggantikan ku.Dan ketika aku telah
memilih,maka kalian harus rela dan tidak ada dendam yang kalian
pendam''.Kata sang raja.

Ketiga pangeran menyanggupi syarat dari raja.Karena mereka yakin,apa
yang di putuskan oleh ayahandanya adalah pilihan terbaik.


Kemudian sang raja pun berkata lagi''Seperti apa cinta mu pada rakyat mu?''
Anak pertama pun mengangkat tangan dan berkata''Cinta ku pada rakyat
ku sebesar gunung ayahanda''.Jawabnya dengan mantab.
''Hmm..begitu?Mengapa harus sebesar gunung?''.Tanya sang raja lagi.
''Gunung itu besar,tinggi dan kuat mencengkeram tanah.Jadi begitulah
wujud cinta ku,yang kuat,besar dan tak tergoyahkan''.Jawab anak
pertama dengan mantab.
''Tapi bukankah di pulau madura ini tidak ada gunung?Dari mana kau
bisa tahu wujudnya gunung?''.Tanya baginda raja lagi.
''Tapi di pulau jawa ada banyak gunung ayahanda,dan hamba mendengar
semua hal tentang gunung dari orang-orang yang pernah ke sana''.kata
putra menjelaskan.
''Jadi kau menyimpulkan sesuatu dari kabar orang,padahal kau belum
melihatnya sendiri?
Lalu bagaimana cara mu berlaku adil pada rakyat mu jika kau mengetahui
masalah mereka hanya dari kabar yang kau dengar?''.Tanya sang raja.

Anak pertama terdiam mendengar pertanyaan raja,dia menyadari letak
kesalahanya.Lalu sang raja pun ganti bertanya pada putra ke dua.
Dengan mantab dan percaya diri si anak kedua pun menjawab..''Cinta ku
kepada rakyat ku seperti bintang di langit ayahanda''.
''Sebutkan alasan mu..!!''.Pinta raja.
''Bintang itu indah,berkilau,bertaburan tak terhitung dan berada di
langit yang tinggi hingga tak ada yang dapat melampauinya.Bahkan
tingginya gunung sekalipun tak dapat mengalahkanya.Keindahan dan
gemerlapnya dapat di nikmati setiap manusia yang ada di bumi,begitulah
wujud cinta ku ayahanda...seperti bintang,agar semua rakyat ku dapat
menikmati indahnya cinta ku''.Kata anak ke dua menjelaskan.
''Hmm..bagus,niat mu sangat mulia.Tapi..bagaimana mungkin rakyat mu
bisa merasakan cinta mu,bisakah kau bersikap adil?''.Tanya sang raja.
''Maksud ayahanda?''.Tanya anak kedua tak mengerti.
''Begini..bintang itu tinggi,terlalu tinggi hingga tak
terjangkau.Lalu..bagaimana kau bisa berlaku adil pada rakyat mu jika
untuk menemui mu saja mereka tak bisa..?''.Tanya raja.

Anak ke dua pun terdiam tanpa bisa menjawab.Lalu sang raja pun ganti
melanjutkan bertanya pada si bungsu,anak terahirnya.
Raja pun mengutarakan pertanyaan yang sama seperti yang di tanyakan
pada ke dua kakaknya.

''Cinta ku pada rakyat ku seperti garam ayahanda..''.Jawab si bungsu.
''Hmm..kenapa garam?Bukankah garam adalah sesuatu hal yang
remeh?Kenapa tak memilih bulan atau matahari yang lebih
besar,indah,dan bersinar?''.Tanya raja.
''Begini ayahanda...setiap hari hamba menghabiskan waktu untuk
berkeliling negri dan membaur dengan rakyat,bahkan hamba di ajari
membuat garam oleh mereka.Mungkin..garam adalah hal yang sepele dan
tak bernilai,tapi garam adalah hal yang di butuhkan oleh semua
orang.Karena garam adalah hal yang tak terlalu berharga,hingga membuat
semua kalangan bisa mendapatkanya dengan mudah,bahkan jika membelipun
,Garam bisa di dapat dengan harga yang cukup murah.Garam ada di
manapun,hingga tak terlalu sulit untuk menemukanya''.Kata si bungsu
menjelaskan.

Raja terdiam mendengar penjelasan si bungsu.Setelah lama di
tunggu,raja tetap tak menemukan sangkalan untuk si bungsu.
Dan ahirnya raja memutuskan bahwa si bungsulah yang akan menggantikan tahtanya.
Dan kedua kakaknya pun menerima keputusan raja dengan bijak dan lapang dada...


Nah adek-adek..hikmah yang bisa di ambil adalah..

Jangan suka meremehkan hal yang sepele dan sederhana.
Karena terkadang..suatu hal yang sepele dan sederhana itu mempunyai
manfa'at yang lebih besar dan lebih di butuhkan.. (^_^)
Back to top